Human Networking Management

Senin, 28 Februari 2011

INOVASI PEMBELAJARAN


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Perlunya Inovasi Pendidikan
            Pendidikan memegang peranan yang utama untuk kemajuan suatu bangsa  karena dengan pendidikan akan tercipta suatu bangsa yang maju. Untuk menciptakan suatu bangsa yang maju dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bernalar tinggi serta memiliki kemampuan memproses dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat. Sumber daya manusia yang bekualitas dapat dihasilkan melalui proses pendidikan.
   Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Pengembangan aspek-aspek tesebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup (life skill) melalui seperangkat kompetensi agar siswa dapat bertahan hidup menyesuaikan diri dan berhasil di masa datang.
        Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan  semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi dengan cepat. Karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh dan mengelola serta memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah tidak pasti dan  kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran antara lain berfikir sistematis, logis, kritis yagn dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika.
           Matematika  adalah  salah satu ilmu dasar yang berkembang cukup pesat. Penggunaan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari tidak diragukan lagi. Oleh karena itu, konsep dasar matematika harus benar-benar dikuasai oleh siswa sejak dini, agar siswa menjadi terampil dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
            Meskipun demikian, pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan matematika dirasakan masih banyak masalah sehingga kualitas pendidikan masih rendah. Masalah umum yang diketahui, seperti dikemukakan oleh Zulkardi (2001) bahwa rata-rata NEM nasional mata pelajaran Matematika paling rendah dibandingkan dengan pelajaran lainnya dan untuk sekolah menengah dari tahun 1990-2000 selalu di bawah 5,0 skala 1-10.
            Dalam beberapa surat kabar nasional dikemukakan juga bahwa rendahnya kualitas pendidikan matematika disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kualitas buku  paket  yang rendah karena ditulis tanpa melibatkan orang pendidikan matematika atau guru matematika dan buruknya sistem evaluasi yang hanya mengejar jawaban  namun mengabaikan proses mendapatkannya. (Zulkardi: 2001).
            Disamping itu, kenyataan di lapangan menunjukkan ternyata cukup banyak siswa yang menganggap pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaan yang sulit sehingga siswa tidak mnyenangi pelajaran matmatika bahkan seringkali mereka membenci matematika. Hal ini  membuat siswa kurang termotivasi, kurang minat dan kurang menyenangi pelajaran matematika sehingga prestasi matematika siswa rendah.
            Rendahnya prestasi  matematika siswa disebabkan oleh banyaknya kendala yang dihadapi guru matematika maupun oleh siswa dalam proses pembelajaran matematika. Beberapa kendala itu diantaranya adalah siswa mengalami masalah secara komperehensif atau secara parsial dalam matematika. Siswa tidak memahami konsep matematika karena (1) materi pelajaran yang dirasakan siswa terlalu abstrak dan kurang menarik, (2) kurangnya contoh yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka dan (3) metode penyampaian materi yang terpusat pada guru, sedangkan siswa pasif , guru menerangkan sementara siswa mencatat. Hal ini menyebabkan pembelajaran matematika menjadi kurang bermakna bagi siswa sehingga pengertian siswa tentang konsep matematika menjadi sangat lemah.   
            Selama ini pendekatan pengajaran matematika di Indonesia masih menggunakan pendekatan tradisional atau mekanistik yang menekakan pada proses “Drill and Practice”, prosedural serta menggunakan rumus dan algoritme, Zulkardi (2001). Siswa dilatih mengerjakan soal seperti mekanik atau mesin, konsekuensinya bila mereka diberi soal yang berbeda dengan soal latihan mereka akan membuat kesalahan.
            Untuk  mengatasi masalah –masalah di atas diperlukan suatu inovasi dalam pendidikan khususnya dalam pendidikan matematika. Untuk itu penulis mengadakan inovasi di lingkungan tempat penulis melaksanakan tugas sebagai guru di SD Negeri 3 Pasawahan Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis dalam bentuk makalah yang berjudul “Inovasi Pendidikan Matematika Realistik (RME) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa.”
B. Tujuan dan Manfaat Inovasi Pendidikan
1. Tujuan Inovasi
            Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan yang baru , pembaharuan, penemuan yang berbeda dan yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:435). Secara umum inovasi sering diartikan sebagai pembaharuan atau perubahan yang terjadi dari suatu keadaan kepada keadaan lain yang berbeda dengan keadaan yang  sebelumnya.
            Tujuan utama inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan yang kita  miliki untuk menghasilkan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya yakni tujuan pendidikan nasional pada umumnya.
            Sedangkan tujuan inovasi pendidikan adalah suatu usaha meningkatkan seluruh kemampuan yang ada kaitannya dengan dunia pendidikan baik sumber daya manusia (tenaga pengajar), dana, sarana dan prasarana serta prosedur organisasi agar lebih meingkat mutu pendidikan.
2. Manfaat Inovasi
            Dengan melaksanakan inovasi seharusnya menggunakan prosedur dan metode yang tepat sesuai dengan bentuk dan jenis inovasi yang akan dilaksanakan, termasuk perencanaan dan kajian serta pertimbangan dari berbagai segi . Hal tersebut tentunya agar setelah melaksanakan inovasi menghasilkan manfaat yang besar bagi keseluruhan.
            Maka manfaat diadakannya inovasi adalah menumbuhkembangkan semangat dalam bekerja, menambah gairah suasana dalam melakukan kegiatan.








BAB II
PELAKSANAAN INOVASI PENDIDIKAN TENTANG PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (RME) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 3 PASAWAHAN BANJARSARI CIAMIS

A. Proses Pelaksanaan Inovasi Pendidikan
            Ada beberapa pertimbangan atau alasan yang mengakibatkan adanya keinginan (ide) untuk mengadakan inovasi pendidikan diantaranya:
1.        Rendahnya prestasi siswa kelas IV dalam pelajaran matematika
2.        Pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran masih mengunakan pendekatan tradisional atau mekanistik yang menekankan pada proses drill and practice
3.        Sebagian besar siswa terlihat malas ketika belajar matematika
            Dengan berbagai pertimbangan dan alasan diatas, penulis mencoba membuat perencanaan untuk mempraktekan pendekatan realistik dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN 3 Pasawahan.
1.      Tahap Perencanaan
            Penulis membuat rencana persiapan pembelajaran atau skenario pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik. Pembuatan skenario pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dan pendekatan realistik (RME) yaitu:
a.       Penggunaan real konteks sebagai titik tolak belajar matematika
b.        Penggunaan model yang menekankan penyelesaian secara informal sebelum menggunakan cara formal atau rumus.
c.       Mengaitkan sesama topik dalam matematika
d.      Penggunaan metode interaktif dalam belajar matematika
e.       Menghargai ragam jawaban dan kontribusi siswa
2.      Tahap Pelaksanaan
            Menerapkan pendekatan realistik dalam pembelajaran matematika yang dilakukan beberapa kali pertemuan dengan memberikan soal-soal yang real bagi siswa menekankan keterampilan proses of doing mathematics, berdiskusi dan berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (student inventing). Pada pendekatan realistik peran guru sebagai fasilitator, moderator atau evaluator sementara siswa berfikir, mengkomunikasikan melatih nuansa demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain. Pada pertemuan pertama siswa terlihat belum aktif karema baru pertama kali mengenal pembelajaran RME namun pada petemuan kedua dan seterusnya mengalami peningkatan.
B. Hasil yang Diperoleh
            Setelah menerapkan pendekatan realistik dalam pembelajaan matematika di kelas IV SDN 3 Pasawahan  hasilnya menunjukkan ada sedikit peningkatan. Siswa mulai terlihat aktif dalam pembelajaran sehingga hasil pembelajaranpun menunjukan ada peningkatan. Namun hasil yang diperoleh belum optimal, hal ini disebabkan karena siswa dan guru belum terbiasa dengan pendekatan realistik.





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
            Dari uraian yang telah dipaparkan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:
1.        Inovasi adalah pembaharuan atau perubahan dari sebelumnya yang menghasilkan bentuk atau keadaan semakin berbeda dan lebih bermakna.
2.        Inovasi pendidikan adalah suatu usaha mningkatkan seluruh kemmpuan yang ada  kaitanya dengan dunia penddikan.
3.        Tujuan utama inovasi adalah berusaha meningkatkan seluruh kemampuan yang kita miliki untuk menghaslkan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya yakni tujuan pendidikan nasional pada umumnya.
4.        Sedangkan tujuan inovasi pendidikan adalah suatu usaha meningkatkan seluruh kemampuan yang ada kaitannya dengan dunia pendidkan baik sumber daya manusia, dana, sarana dan prasarana serta prosedur organisasi agar lebih meningkat mutu pendidikan
5.        Rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan oleh pendekatan guru dalam pembelajaran yang masih menggunakan pendekatan tradisional sehingga siswa terlihat malas pada soal belajar matematika
6.        Pendekatan realistik merupakan pendekatan baru dalam dunia pendidikan matematika. Sebagai suatu inovasi RME merupakan suatu hal yamg menjanjikan untuk dipakai dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.

B. Saran
            Sebagai saran jika akan memulai paling tidak untuk mencari pengalaman menggunakan RME dalam suatu pembelajaran matematika perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.        Penyusunan serangkaian materi pengajaran yang memenuhi tiga karakteistik RME yang pertama
2.        Penggunaan metode mengajar secara interaktif
3.        Penekanan pada formative evaluasi

















DAFTAR PUSTAKA

Departemen  Pendidikan dan Kebudayaan (1993). Pendidikan Matematika Proyek   PGSD, Jakarta : Depdikbud
Departemen Pedidikan Nasional (2003). Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas
Departemen Penddikan Nasional (2004). Kurikulum Matematika 2004. Jakarta: Depdiknas
Ruseffendi (1991). Membantu Guru Dalam Mengembangkan Kompetensinya      Dalam Pengajaran Matematika. Bandung:Tarsito
Sami,S dan Amin,S. (2004).  Matematika SD di Sekitar Kita. Jakarta:Esis
Zulkadi, RME Suatu Inovasi dalam Pembelajaran Matematika di Indonesia , http://www.geocities.com/Atens/Crete/2336/Semarang.doc.


 




PENTINGNYA INOVASI PEMBELAJARAN (1)

BAB I 

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang dan Perlunya Inovasi Pendidikan
           Reformasi bidang pendidikan di Indonesia pada penghujung abad ke-20 Masehi, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan . Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Undang-undang Guru dan Dosen serta Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standarisasi Nasional Penddikan telah meletakkan sektor pendidikan sebagai salah satu sektor yang diotonomisasikan. Otonomisai sektor pendidikan kemudian di dorong pada sekolah, agar kepala sekolah dan guru memiliki tanggung jawab besar dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar.
            Upaya peningkatan kualitas hasil belajar siswa menjadi tanggung jawab guru dan kepala sekolah  karena pemerintah daerah hanya memfasilitasi berbagai aktivitas pendidikan, baik sarana, prasarana, ketenagaan maupun berbagai program pembelajaran yang direncanakan di sekolah.
            Mengkaji masalah penyelenggaraan pendidikan merupakan hal yang menarik dan akan senantiasa aktual karena sifatnya yang dinamis. Hal ini bukan saja karena pendidikan merupakan proses yang tidak penah berakhir dan melibatkan semua hal dan semua unsur bangsa, lebih dari itu karena disadari bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan bagian integal dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.  Penyelenggaraan pendidikan yang paling berperan dalam peningkatan kualitas hasil belajar siswa adalah guru karena guru terlibat langsung dalam proses pembelajaraan. Tugas guru bukan hanya sekedar mengajar (teaching), tetapi lebih ditekankan pada pembelajaran siswa (learning).
            Oleh karena itu, guru harus menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan pekembangan intelektual siswa agar proses belajar mengajar menarik serta menyenangkan juga pelajaran yang disampaikan bermakna bagi siswa. Selama ini guru masih menggunakan model pembelajaran yang terpusat pada guru. Pendekatan yag digunakan bersifat tradisional dan mekanistik.
            Berdasarkan uraian di atas, penulis merasakan perlu adanya perubahan atau inovasi dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar diperlukan sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa. Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan harapan tersebut adalah pendekatan kontekstual (CTL/ Contextual Teaching and learning). Penulis mencoba menerapkan pendekatan kontekstual (CTL) di lingkungan tempat penulis melaksanakan tugas sebagai guru di SDN 3 Pasawahan Kecamatan Banjarsari Kabupataen Ciamis dalam bentuk makalah yang berjudul “Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa”
B. Tujuan dn Manfaat Inovasi Pendidikan
1.      Tujuan Inovasi
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , inovasi diartikan sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (baik berupa gagasan, metode atau alat). Namun secara umum inovasi dapat diartikan sebagai pembaharuan atau perubahan yang terjadi dari suatu keadaan kepada keadaan lain yang berbeda denga keadaan sebelumnya.
            Inovasi tujuan utamanya adalah berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, yakni tujuan pendidikan nasional pada umumnya.
            Tujuan utama dari inovasi pendidikan adalah berusaha meningkatkan kemampuan yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana temasuk struktur dan prosedur organisasi agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai secara optimal.
2.      Manfaat Inovasi
Pelaksanaan inovasi dengan menggunakan prosedur dan metode yang tepat sesuai dengan bentuk dan jenis inovasi yang akan dilaksanakan, termasuk perencanaan dan kajian serta petimbangan dari berbagai segi akan menghasilkan manfaat yang besar bagi semua pihak.
Manfaat diadakannya inovasi diantaranya dapat memperbaiki keadaan sebelumnya kearah yang lebih baik, memberikan gambaran pada pihak lain tentang pelaksanaan inovasi sehingga orang lain dapat mengujicobakan inovasi yang kita laksanakan, mendorong untuk terus mengembangkan pengetahuan dan wawasan, menumbuhkembangkan semangat dalam bekerja.





BAB II
PELAKSANAAN INOVASI PENDIDIKAN TENTANG PENERAPAN PENDEKATAN KOTEKSTUAL (CTL) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR SISWA DI SDN 3 PASAWAHAN

A. Proses Pelaksanaan Inovasi Pendidikan
             Sebelum membahas pelaksanaannya, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan tentang pendekatan kontekstual (CTL).  CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yakni konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar pemodelan, refleksi serta penilaian sebenarnya.
            Karakteristik pembelajaran berbasis CTL diantaranya kerja sama, saling menunjang, menyenangkan , tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber ,siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis guru kreatif, dinding kelas penuh dengan hasil kerja siswa, peta gambar, dan lain-lain. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil kerja siswa, laporan hasil praktikum dan lain-lain.
            Dalam proses pelaksanaannya, penulis mencoba menerapkan pendekatan kontekstual (CTL) pada beberapa pertemuan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Penerapan CTL dalam kelas dilaksanakan dalam kelompok –kelompok belajar. Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam:
-          Pembentukan kelompok kecil
-          Pembentukan kelompok besar
-          Mendatangkan ahli ke kelas (tokoh, perawat, dokter, dan lain-lain)
-          Bekerja dengan kelas sederajat
-          Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya.
-          Bekerja dengan masyarakat.
Strategi Pembelajaran yang berorientasi dengan CTL adalah:
-          CBSA
-          Pendekatan proses
-          Life sklill education
-          Authentic Instruction
-          Inquiry Based Learning
-          Cooperative Learning
-          Service Learning
            Dalam prosesnya penulis melaksanakan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok belajar.  Siswa diberi masalah, guru membantu menghubungkan pengetahuan lama dan baru dan memfasilitasi belajar siswa. Dalam penerapan pendekatan CTL, siswa secara aktif telibat dalam proses, siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi saling mengoreksi. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara proses bekerja, hasil karya, penampilan, tes bahkan jika perlu dengan rekaman.
C. Hasil yang  Diperoleh
Dari beberapa kali pertemuan penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dari penerapan pendekatan kontekstual (CTL) di SDN 3    Pasawahan  tempat penulis menjalankan tugas sebagai guru mengalami peningkatan walaupun belum begitu memuaskan. Pada petemuan pertama, siswa terlibat kaku, bingung dan sedikit tegang, hal ini  mungkin disebabkan karena siswa baru mengalami pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Tidak hanya siswa pada pertemuan pertama guru pun msih agak kaku. Namun pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya terlihat ada peningkatan,  siswa mulai aktif dalam pembelajaran, saling kerjasama, menyenangkan. Siswa menjadi kritis dan gurupun menjadi kreatif sehingga kualitas hasil belajar mengalami peningkatan karena dalam pembelajaran dengan CTL guru selalu memberikan penghargaan terhadap prestasi siswa misalnya dengan memajang hasil karya anak , mereka sudah sangat bangga dan terus berlomba agar dapat memberikan yang terbaik.














BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
            Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:
1.      Inovasi adalah pembaharuan atau perubahan dari sebelumnya yang menghasilkan bentuk/ keadaan semakin berbeda dan lebih bermakna.
2.      Tujuan utama inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
3.      Inovasi dilakukan untuk mengadakan perubahan pada proses pembelajaran yang biasanya menggunakan pendekatan tradisional menjadi pendekatan kontekstual (CTL).
4.      Pendekatan kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru megaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
B. Saran
Sebelum menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran di kelas, penulis menyarankan agar melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.        Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna  dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2.        Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3.        Kembangkan sifat ingin tahu siswa dngan bertanya.
4.        Ciptakan “masyarakat belajar” (belajar dan kelompok-kelompok)
5.        Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6.        Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7.        Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara





















DAFTAR PUSTAKA


Depdagri dan Depdikbud.1998. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
Suwandi,O. 2000. Teknik-teknik Keterampilan Proses Belajar Mengajar Bagi Guru Sekolah Dasar. Media Imtam. Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia. 2001. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI.:   Bandung.
--------- 2004. Model-Model Pembelajaran . UPI  : Bandung











.