Human Networking Management

Senin, 28 Februari 2011

PENTINGNYA INOVASI PEMBELAJARAN (1)

BAB I 

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang dan Perlunya Inovasi Pendidikan
           Reformasi bidang pendidikan di Indonesia pada penghujung abad ke-20 Masehi, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan . Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Undang-undang Guru dan Dosen serta Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standarisasi Nasional Penddikan telah meletakkan sektor pendidikan sebagai salah satu sektor yang diotonomisasikan. Otonomisai sektor pendidikan kemudian di dorong pada sekolah, agar kepala sekolah dan guru memiliki tanggung jawab besar dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar.
            Upaya peningkatan kualitas hasil belajar siswa menjadi tanggung jawab guru dan kepala sekolah  karena pemerintah daerah hanya memfasilitasi berbagai aktivitas pendidikan, baik sarana, prasarana, ketenagaan maupun berbagai program pembelajaran yang direncanakan di sekolah.
            Mengkaji masalah penyelenggaraan pendidikan merupakan hal yang menarik dan akan senantiasa aktual karena sifatnya yang dinamis. Hal ini bukan saja karena pendidikan merupakan proses yang tidak penah berakhir dan melibatkan semua hal dan semua unsur bangsa, lebih dari itu karena disadari bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan bagian integal dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.  Penyelenggaraan pendidikan yang paling berperan dalam peningkatan kualitas hasil belajar siswa adalah guru karena guru terlibat langsung dalam proses pembelajaraan. Tugas guru bukan hanya sekedar mengajar (teaching), tetapi lebih ditekankan pada pembelajaran siswa (learning).
            Oleh karena itu, guru harus menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan pekembangan intelektual siswa agar proses belajar mengajar menarik serta menyenangkan juga pelajaran yang disampaikan bermakna bagi siswa. Selama ini guru masih menggunakan model pembelajaran yang terpusat pada guru. Pendekatan yag digunakan bersifat tradisional dan mekanistik.
            Berdasarkan uraian di atas, penulis merasakan perlu adanya perubahan atau inovasi dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar diperlukan sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa. Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan harapan tersebut adalah pendekatan kontekstual (CTL/ Contextual Teaching and learning). Penulis mencoba menerapkan pendekatan kontekstual (CTL) di lingkungan tempat penulis melaksanakan tugas sebagai guru di SDN 3 Pasawahan Kecamatan Banjarsari Kabupataen Ciamis dalam bentuk makalah yang berjudul “Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa”
B. Tujuan dn Manfaat Inovasi Pendidikan
1.      Tujuan Inovasi
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , inovasi diartikan sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (baik berupa gagasan, metode atau alat). Namun secara umum inovasi dapat diartikan sebagai pembaharuan atau perubahan yang terjadi dari suatu keadaan kepada keadaan lain yang berbeda denga keadaan sebelumnya.
            Inovasi tujuan utamanya adalah berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, yakni tujuan pendidikan nasional pada umumnya.
            Tujuan utama dari inovasi pendidikan adalah berusaha meningkatkan kemampuan yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana temasuk struktur dan prosedur organisasi agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai secara optimal.
2.      Manfaat Inovasi
Pelaksanaan inovasi dengan menggunakan prosedur dan metode yang tepat sesuai dengan bentuk dan jenis inovasi yang akan dilaksanakan, termasuk perencanaan dan kajian serta petimbangan dari berbagai segi akan menghasilkan manfaat yang besar bagi semua pihak.
Manfaat diadakannya inovasi diantaranya dapat memperbaiki keadaan sebelumnya kearah yang lebih baik, memberikan gambaran pada pihak lain tentang pelaksanaan inovasi sehingga orang lain dapat mengujicobakan inovasi yang kita laksanakan, mendorong untuk terus mengembangkan pengetahuan dan wawasan, menumbuhkembangkan semangat dalam bekerja.





BAB II
PELAKSANAAN INOVASI PENDIDIKAN TENTANG PENERAPAN PENDEKATAN KOTEKSTUAL (CTL) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR SISWA DI SDN 3 PASAWAHAN

A. Proses Pelaksanaan Inovasi Pendidikan
             Sebelum membahas pelaksanaannya, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan tentang pendekatan kontekstual (CTL).  CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yakni konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar pemodelan, refleksi serta penilaian sebenarnya.
            Karakteristik pembelajaran berbasis CTL diantaranya kerja sama, saling menunjang, menyenangkan , tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber ,siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis guru kreatif, dinding kelas penuh dengan hasil kerja siswa, peta gambar, dan lain-lain. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil kerja siswa, laporan hasil praktikum dan lain-lain.
            Dalam proses pelaksanaannya, penulis mencoba menerapkan pendekatan kontekstual (CTL) pada beberapa pertemuan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Penerapan CTL dalam kelas dilaksanakan dalam kelompok –kelompok belajar. Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam:
-          Pembentukan kelompok kecil
-          Pembentukan kelompok besar
-          Mendatangkan ahli ke kelas (tokoh, perawat, dokter, dan lain-lain)
-          Bekerja dengan kelas sederajat
-          Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya.
-          Bekerja dengan masyarakat.
Strategi Pembelajaran yang berorientasi dengan CTL adalah:
-          CBSA
-          Pendekatan proses
-          Life sklill education
-          Authentic Instruction
-          Inquiry Based Learning
-          Cooperative Learning
-          Service Learning
            Dalam prosesnya penulis melaksanakan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok belajar.  Siswa diberi masalah, guru membantu menghubungkan pengetahuan lama dan baru dan memfasilitasi belajar siswa. Dalam penerapan pendekatan CTL, siswa secara aktif telibat dalam proses, siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi saling mengoreksi. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara proses bekerja, hasil karya, penampilan, tes bahkan jika perlu dengan rekaman.
C. Hasil yang  Diperoleh
Dari beberapa kali pertemuan penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dari penerapan pendekatan kontekstual (CTL) di SDN 3    Pasawahan  tempat penulis menjalankan tugas sebagai guru mengalami peningkatan walaupun belum begitu memuaskan. Pada petemuan pertama, siswa terlibat kaku, bingung dan sedikit tegang, hal ini  mungkin disebabkan karena siswa baru mengalami pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Tidak hanya siswa pada pertemuan pertama guru pun msih agak kaku. Namun pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya terlihat ada peningkatan,  siswa mulai aktif dalam pembelajaran, saling kerjasama, menyenangkan. Siswa menjadi kritis dan gurupun menjadi kreatif sehingga kualitas hasil belajar mengalami peningkatan karena dalam pembelajaran dengan CTL guru selalu memberikan penghargaan terhadap prestasi siswa misalnya dengan memajang hasil karya anak , mereka sudah sangat bangga dan terus berlomba agar dapat memberikan yang terbaik.














BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
            Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:
1.      Inovasi adalah pembaharuan atau perubahan dari sebelumnya yang menghasilkan bentuk/ keadaan semakin berbeda dan lebih bermakna.
2.      Tujuan utama inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
3.      Inovasi dilakukan untuk mengadakan perubahan pada proses pembelajaran yang biasanya menggunakan pendekatan tradisional menjadi pendekatan kontekstual (CTL).
4.      Pendekatan kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru megaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
B. Saran
Sebelum menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran di kelas, penulis menyarankan agar melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.        Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna  dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2.        Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3.        Kembangkan sifat ingin tahu siswa dngan bertanya.
4.        Ciptakan “masyarakat belajar” (belajar dan kelompok-kelompok)
5.        Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6.        Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7.        Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara





















DAFTAR PUSTAKA


Depdagri dan Depdikbud.1998. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
Suwandi,O. 2000. Teknik-teknik Keterampilan Proses Belajar Mengajar Bagi Guru Sekolah Dasar. Media Imtam. Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia. 2001. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI.:   Bandung.
--------- 2004. Model-Model Pembelajaran . UPI  : Bandung











.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar